Program Kerja Organisasi (PROKER)
DASAR PEMIKIRAN
Suatu organisasi, betapapun besarnya baik secara material maupun
nonmaterial akan selalu memerlukan pedoman dalam setiap gerak langkahnya
termasuk dalam melaksanakan roda organisasi. Ketika suatu organisasi memiliki
cita-cita untuk mewujudkan apa yang menjadi keinginan pendiri serta anggota
organisasi maka pematangan konsep adalah kunci keberhasilannya. Pematangan
konsep yang dimaksud adalah mempertimbangkan segala hal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat
kinerja organisasi sebelum kita menetapkan suatu kegiatan yang tepat bagi
organisasi, keinginan keinginan serta tatacara membangun organisasi tentunya
berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya, dan cara untuk mencapai
cita cita organisasi sebaiknya terjabarkan dalam suatu program kerja yang
disahkan secara bersama, sesuai dengan konstitusi organisasi (AD/ART). Program
kerja akan menjadi suatu kebutuhan primer bagi suatu organisasi karena
organisasi tanpa memiliki suatu program kerja yang terarah dan terpadu dapat
diibaratkan bagaikan orang buta yang mencari kucing hitam dalam gelap malam
tanpa cahaya.
Program kerja organisasi baru dapat dibuat dengan sistematis,terarah
dan terpadu jika urutan proses menuju pembuatan program kerja telah dilalui
dengan baik, artinya organisasi telah memiliki dasar dasar acuan tentang “jiwa”
dari program kerja yang dibuat. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar : hubungan Analisa SWOT dengan proses menuju pembuatan
program kerja organisasi
Secara garis besar, pemaparan materi ini akan menyangkut :
1. Pengertian
program kerja
2. Jenis-jenis
program kerja
3. Prasyarat
membuat program kerja
4. Teknis membuat
program kerja
5. Mengevaluasi
program kerja
2. PENGERTIAN PROGRAM
KERJA
Program kerja dapat diartikan sebagai suatu rencana kegiatan dari
suatu organisasi yang terarah, terpadu dan tersistematis yang dibuat untuk
rentang waktu yang telah ditentukan oleh
suatu organisasi. Program kerja ini akan menjadi pegangan bagi
organisasi dalam menjalankan rutinitas roda organisasi. Program kerja juga
digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan cita cita organisasi. Ada dua alasan pokok
mengapa program kerja perlu disusun oleh suatu organisasi :
1. Efisiensi
organisasi
Dengan telah dibuatnya suatu program kerja oleh suatu organisasi
maka waktu yang dihabiskan oleh suatu organisasi untuk memikirkan bentuk
kegiatan apa saja yang akan dibuat tidak begitu banyak, sehingga waktu yang
lain bisa digunakan untuk mengimplementasikan program kerja yang telah dibuat.
2. Efektifitas
organisasi
Keefektifan Organisasi juga dapat dilihat dari sisi ini, dimana
dengan membuat program kerja oleh suatu organisasi maka selama itu telah direncanakan
sinkronisasi kegiatan organisasi antara bagian kepengurusan yang satu dengan
bagian kepengurusan yang lainnya .
3. JENIS-JENIS PROGRAM
KERJA
Program kerja akan dibuat oleh suatu organisasi sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan oleh organisasi yang bersangkutan, jenis jenis
program kerja dapat dibedakan antara lain:
I. Menurut
rentang waktu perencanaan
1. Program kerja
untuk satu periode kepengurusan
Jenis program kerja ini biasanya dibuat oleh organisasi untuk satu
periode kepengurusan, sehingga kegiatan rapat kerja (raker) organisasi hanya
dilakukan sekali dalam satu periode kepengurusan dan untuk tahap selanjutnya
akan diadakan evaluasi dan koordinasi dari program kerja yang telah ditetapkan
2. Program kerja untuk waktu tertentu
Jenis program kerja seperti ini disusun untuk suatu jangka waktu
tertentu biasanya triwulan, caturwulan, semester dan lain lain. Dalam pembuatan
metode program kerja seperti ini maka akan ditemui bahwa suatu organisasi akan
mengadakan rapat kerja (raker) organisasi lebih dari sekali dalam satu periode
kepengurusan
II. Menurut
sifat program kerja
1. Program kerja
yang bersifat terus menerus (continue)
Program kerja seperti ini akan dilakukan secara terus menerus (tidak
hanya sekali) oleh suatu organisasi, kesulitan pengimplementasian program kerja
umumnya akan dihadapi saat pertama kali melaksanakan jenis program
kerja ini.
Contoh :
-. Mengadakan MPAB pada setiap penerimaan mahasiswa baru
-. Mengadakan Diklat Manajemen Organisasi setiap 2 bulan setelah
MPAB
2. Program kerja
yang bersifat insidental
Program kerja seperti ini umumnya hanya dilakukan pada suatu waktu
tertentu oleh suatu organisasi biasanya
mengambil momentum momentum waktu yang penting
Contoh :
-. Mengadakan bakti sosial karena ada kejadian bencana alam disuatu
desa Hindu
-. Mengadakan pameran buku Hindu berkaitan dengan hari raya
Saraswati
-. Mengadakan seminar “Asmaragama Dalam Hindu” berkaitan dengan hari
AIDS sedunia
-. Mengadakan “Konser Musik Alternatif” dan seminar berkaitan dengan
Ulangtahun (Dies Natalis) KMHDI
3. Program kerja
yang bersifat tentatif
Program kerja ini sifatnya akan dilakukan sesuai dengan kondisi yang akan datang.
Alasan dibuatnya program kerja jenis ini adalah karena kurang terjaminnya
faktor faktor pendukung ketika diadakannya perencanaan mengenai suatu program
kerja lain .
Contoh :
-. Membuat Bazaar Makanan Keliling untuk mencari dana bagi pelaksaan
Dies Natalis KMHDI
-. Menjadi penjaga parkir di Pura Perak untuk mencari dana bagi
pelaksaan program kerja pengadaan Mobil Merzedes Benz Turbo Matic untuk
Sekretaris II PC KMHDI Surabaya
-. Membuat program pelatihan Internet bagi seluruh anggota kMHDI
untuk mendukung program “Mari Berkomunikasi” yang dicanangkan oleh Sekjen KMHDI
III. Menurut
targetan organisasi
1. Program
kerja jangka panjang
Program kerja jangka panjang harus sesuai dengan cita-cita/tujuan
pembentukan organisasi, serta visi dan misi dari organisasi. Program kerja
model ini dibuat karena kemungkinan untuk merealisasikan dalam waktu yang
pendek tidak memungkinkan.
Contoh :
-. Membuat sarana Sekretariat yang presentatif, yang dilengkapi
dengan Asrama Mahasiswa, Perpustakaan, Tempat Percetakan, Ruang pertemuan dan
tempat olahraga.
Ket : Berbagai fasilitas seperti yang diterangkan dalam contoh
diatas, kecil kemungkinannya untuk diadakan dalam jangka waktu yang pendek,
karena itu program kerja ini harus dijadikan program kerja jangka panjang, dimana
masing-masing kepengurusan berfokus pada satu bagian program kerja seperti,
pengadaan tanah, sebagian bangunan dan sebagainya.
2. Program kerja
jangka pendek
Program kerja jangka pendek adalah program kerja organisasi dalam
suatu periode tertentu, yang jangka waktunya berkisar antara 1-3 tahun, yang
dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan organisasi pada masa tersebut.
Dalam hubungannya dengan program kerja jangka panjang, dalam program kerja
jangka pendek ini, dibuat bagian-bagian program kerja yang dapat direalisasikan
dalam jangka waktu dekat.
Contoh :
-. Program kerja jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan yang
mendesak misalnya : Membuat program kerja “Pendaftara Rumah Kost-kostan” untuk
mendukung kebutuhan mahasiswa baru akan kost yang representatif.
-. Dalam hubungannya dengan rogram jangka panjang, misalnya : Guna
merealisasikan sebagian program kerja pengadaan Mobil Merzedes Benz Turbo Matic
untuk Sekretaris II PC KMHDI Surabaya maka dalam waktu dekat ini, PC KMHDI
Surabaya membuat program kerja pembelian 1 buah ban Mobil Merzedes Benz Turbo
Matic sebagai langkah awal mewujudkan program kerja prestisius tersebut.
4. PRASYARAT MEMBUAT
PROGRAM KERJA
Dalam organisasi, sudah menjadi kewajiban pengurus untuk membuat
program kerja yang akan dijalankan oleh suatu organisasi untuk jangka waktu
yang telah ditetapkan, namun dalam pembuatannya, pengurus harus memperhatikan
beberapa hal dalam penyusunan suatu program kerja. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
antara lain :
1. Latar Belakang Pembentukan Organisasi
Hal ini berkaitan dengan nilai nilai yang mendasari pendirian suatu
organisasi yang bertalian erat dengan semangat para pendiri organisasi
2. Sejarah
Perjalanan Organisasi
Hal ini berkaitan dengan pengalaman organisasi dalam menjalankan
program kerja yang telah direncanakan, sejarah perjalanan organisasi ini sangat
penting untuk diperhatikan karena kesesuaian jiwa organisasi dengan
implementasi program kerja bisa dilihat dari sisi ini.
3. Visi dan Misi
Organisasi
Program kerja yang dibuat harus sesuai dengan visi dan misi yang
telah menjadi bagian utama dari suatu organisasi sebagai acuan pokok dalam
menjalankan roda organisasi
4. AD/ART dan
Peraturan Organisasi
Program kerja yang dibuat tidak boleh menyalahi AD/ART serta
peraturan organisasi.
5. GBHO/GBPK
GBHO dan GBPK umumnya dibuat pada saat awal suatu kepengurusan (saat
terbentuknya kepengurusan baru) dan hal ini merupakan amanat organisasi yang
didasari pada situasi yang sedang berkembang serta dinamika dari organisasi
yang bersangkutan. Suatu program kerja tidak boleh melanggar GBHO/GBPK karena
pelanggaran terhadap GBHO/GBPK sama artinya dengan menentang amanat yang telah
diberikan oleh organisasi
5. MEMBUAT PROGRAM
KERJA
Setelah kita paham tentang prasyarat prasyarat dari pembuatan
program kerja maka barulah kita membuat program kerja, dalam pembuatan program
kerja organisasi maka hal hal minimal yang harus dicantumkan adalah :
1. Nama Kegiatan
Merupakan judul dari suatu kegiatan yang direncanakan.
2. Latar Belakang
Merupakan penjelasan dari pertanyaan mengenai “Mengapa Program kerja ini perlu dibuat ? “.
3. Tujuan Kegiatan
Berkaitan dengan hal hal yang ingin dicapai setelah melaksanakan
program kerja.
4. Sasaran Kegiatan
Berkaitan dengan pelaku serta objek dari kegiatan,biasanya bersifat
intern atau Ekstern Organisasi.
5. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan
Menjelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan dari program kerja
yang direncanakan.
6. Anggaran Dana
Menjelaskan tentang besarnya dana yang diperlukan.
7. Penanggungjawab
Kegiatan
Berisikan Informasi mengenai nama orang yang memegang tanggung jawab
kegiatan.
8. Keterangan
Berisikan tambahan informasi lainnya bila diperlukan.
Hal hal diatas merupakan Informasi minimal yang harus ada dalam
suatu program kerja dan informasi lainnya bisa ditambahkan dengan memperhatikan
faktor efisiensi dan efektifitas pemahaman seseorang dalam membaca program
kerja yang kita buat. Dalam membuat program kerja maka harus memperhatikan
bentuk/format dari program kerja, ada dua model umum dari format penulisan
program kerja yaitu :
1. Bentuk Tabel
Format penulisan seperti ini menggunakan tabel sebagai penjelasan
dari program kerja yang dibuat
Contoh :
No
|
Nama Kegiatan
|
Latar
Belakang
|
Tujuan
Kegiatan
|
Sasaran
Kegiatan
|
Tempat &
Waktu
|
Anggaran Dana
|
Penanggungjawab
|
keterangan
|
2. Bentuk Uraian
Bentuk ini menggunakan format penulisan seperti uraian biasa,
sehingga penulisannya tidak menggunakan tabel.
Contoh :
1. > Nama Kegiatan : MPAB
Latar Belakang
: MPAB adalah kaderisasi awal
dalam tingkat cabang KMHDI. yang
merupakan gerbang bagi seorang kader KMHDI untuk mengenal KMHDI
Tujuan Kegiatan
: Melakukan Pelatihan Kader
secara Formal dengan target
a. Penanaman nilai nilai
dasar KMHDI pada calon kader
b. Tersampaikannya Materi MPAB secara
Maksimal dan standar
Sasaran Kegiatan :
Calon Anggota KMHDI (Mahasiswa Hindu Surabaya)
Tempat &
waktu : Tempat menyesuaikan,
Waktu : * MPAB III
: Minggu II Oktober 2001
* MPAB IV : Minggu III Maret 2002
* MPAB V :
Minggu III September 2002
Anggaran Dana :
Rp 900.000,00 (@ Rp 300.000,00)
Penanggung
Jawab : * MPAB III : Yessi C.O
* MPAB IV : Winarta
* MPAB V : Widi
Keterangan
: Tanggung Jawab Program MPAB ini secara keseluruhan pada ketua bidang Kaderisasi
Setelah program kerja yang dibuat disahkan sesuai dengan mekanisme konstitusi organisasi
(biasanya dalam raker) barulah program kerja tersebut bisa diimplementasikan
dalam kegiatan kegiatan yang telah disetujui. Untuk mempermudah pelaksanaannya,
maka perlu dibuatkan suatu kalender kegiatan (Schedule) organisasi yang akan
menggambarkan jadwal/waktu kegiatan dari organisasi.
6. MENGEVALUASI
PROGRAM KERJA
Sebagai tindak lanjut dari program kerja yang kita buat, setelah
program kerjanya dilaksanakan maka diperlukan suatu evaluasi untuk menilai
apakah program kerja yang kita rencanakan itu sesuai dengan apa yang
dilaksanakan .
Untuk mengevaluasi program kerja secara menyeluruh, ada suatu momen
tertentu yang berhak melakukan evaluasi kegiatan, jadi mengenai kapan tepatnya diadakan evaluasi
menyeluruh hal ini disesuaikan dengan konstitusi organisasi(AD/ART). Secara
umum evaluasi kegiatan itu harus dilaksanakan
pada 3 tahapan yakni :
1. Evaluasi pada
tahap perencanaan
2. Evaluasi pada
tahap pelaksanaan
3. Evaluasi pada
tahap pasca pelaksanaan (dalam Rakornas, Rakorda atau Rakorcab)
Sebagai alat ukur, tersedia beberapa parameter parameter yang dapat
dipakai sebagai standar untuk mengevaluasi keberhasilan program kerja ,antara
lain :
1. Kesesuaian
dengan perencanaan
Hal ini berkaitan dengan apakah waktu,dana serta tahapan tahapan
dari kegiatan sudah sesuai dengan yang direncanakan ketika program kerja
dibuat.
2. Partisipasi dari sasaran kegiatan
Bagian ini berhubungan dengan pihak yang menjadi peserta atau target
sasaran dari kegiatan, bagaimana suatu kegiatan yang direncanakan bisa
mengaktifkan peserta kegiatan baik secara kuantitas melalui kehadiran jumlah
peserta sesuai targetan maupun secara kualitas melalui partisipasi aktif dari
peserta selama kegiatan berlangsung.
3. Efektifitas
pelaksana kegiatan
Hal ini berkaitan dengan para pelaksana dari kegiatan, umumnya
berupa panitia kegiatan. Apakah pelaksanaan program kerja telah mampu
menciptakan suatu manajemen yang positif diantara para pelaksana kegiatan
ataukah suatu kegiatan itu hanya langsung jadi, dan hanya dilakukan oleh
sebagian kecil dari pelaksana. Hal ini tentulah menjadi bahan pertimbangan
dalam mengevaluasi pelaksanaan suatu program kerja.
4. Hasil atau
manfaat dari kegiatan
Hal ini berkaitan dengan dampak yang dihasilkan saat pasca kegiatan,
apakah kegiatan tersebut mampu menghasilkan suatu hal yang positif sesuai dengan
apa yang diharapkan
Tujuan diadakannya evaluasi terhadap pelaksanaan program kerja
adalah pada nantinya kesalahan serta kekurangan yang pernah dilakukan
sebelumnya tidak lagi dilakukan.
6. Siapa yang dan
kapan HARUS membuat Program Kerja
Pembuatan Program kerja adalah suatu proses yang sangat penting
dalam kegiatan berorganisasi, tanpa program kerja, sebuah organisasi bagaikan
(sekali lagi mengutip tulisan dibagian depan) orang buta yang mencari kucing
hitang di kegelapan malam tanpa cahaya. Karena pentingnya program kerja ini,
maka perlu diajukan sebuah pertanyaan yang sangat penting, yaitu, Siapakah yang
harus membuat program kerja dan kapan program kerja itu dibuat ?
Program kerja dibuat pada saat Rapat Kerja (Raker) oleh suatu
kepengurusan yang baru terbentuk dalam permusyawaratan anggota (Sabha,
Lokasabha, Mahasabha), sekali lagi, program kerja tidak dibuat saat Sabha,
Lokasabha atau Mahasabha, tapi dibuat pada saat Raker. Yang dibuat pada saat
permusyawaratan hanya GBPK.
Yang harus diperhatikan adalah Raker suatu kepengurusan baru harus
dilaksanakan maksimal dalam rentang waktu 1 bulan sesudah Permusyawaratan
Anggota dan seluruh hasil Raker harus diinformasikan kepada seluruh anggota di
cabang atau daerah yang bersangkutan.
7. Analisa Pekerjaan dan
Pembentukan jabatan dalam mengantisipasi
pelaksanaan program kerja
Setelah selesai membuat program kerja, kepengurusan harus segera
melakukan suatu “Analisa Pekerjaan” untuk membentuk berbagai jabatan yang
diperlukan dalam kepengurusan atau kepanitian agar program kerja dapat
dijalankan.
Analisa pekerjaan adalah suatu kegiatan melakukan pendeskripsian
jenis-jenis kerja yang akan dilakukan dalam kaitannya dengan suatu program
kerja atau dalam bahasa akademisnya “Analisis pekerjaan merupakan suatu
prosedur pengumpulan dan analisis data yang terdefinisi mengenai tugas dan
persyaratan pekerjaan”. Tujuan dari dilakukannya analisis pekerjaan adalah
untuk menggambarkan dengan jelas jenis-jenis pekerjaan apa saja yang harus
dilakukan oleh suatu jabatan untuk dapat menyelesaikan suatu program kerja.
Setelah menyelesaikan analisis pekerjaan, maka langkah selanjutnya adalah
membentuk jabatan yang akan melakukan program kerja tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar